Tema dan Logo Hari HAM Seduni 2020

Hari Hak Asasi Manusia sedunia diperingati setiap tanggal 10 Desember.

Adapun tema Hari Hak Asasi Manusia Sedunia tahun 2020 yaitu “Recover Better – Stand Up for Human Rights”.

Tema Hari HAM ke-72 tahun 2020 diambil dengan melihat kondisi pandemi COVID-19.
Di mana krisis COVID-19 telah menyebabkan meningkatnya kemiskinan, ketidaksetaraan, diskriminasi, dan kesenjangan lainnya.

Oleh karena itu, melalui tema Hari HAM tahun ini diharapkan menumbuhkan kepedulian terhadap hak asasi manusia agar segera pulih dari krisis yang ada.

Logo Hari HAM Sedunia tahun ini berupa lingkaran biru yang berbentuk tangan dengan lima jari yang melambangkan Penghormatan, Perlindungan, Pemajuan, Penegakan, dan Pemenuhan HAM (P5 HAM).

P5 HAM itu merupakan tanggung jawab negara terhadap HAM, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Sedangkan angka 72 menunjukkan tahun peringatan Hari HAM Sedunia pada tahun 2020.

Kemudian, penggunaan warna biru pada logo mengacu pada warna dasar logo Perserikatan Bangsa-Bangsa, dimana Pemerintah Indonesia turut serta dalam berbagai program, khususnya terkait Pemajuan HAM.

Latar belakang warna merah mengandung tiga makna, pertama adalah gambar orang dalam latar yang merupakan representasi dari kegiatan/pertemuan yang lebih banyak dilakukan secara virtual akibat pandemi Covid-19.

Kedua, titik-titik dalam latar melambangkan digitalisasi pada Revolusi Industri 4.0. yang memanfaatkan teknologi otomatisasi dengan teknologi siber untuk efektivitas dan efisiensi kerja.

Ketiga, Recover Better – Stand Up For Human Rights merupakan tema internasional dari Hari HAM Sedunia tahun 2020 ini, mengingat pandemi Covid-19 yang tengah di hadapi oleh seluruh negeri (dunia) sehingga upaya pemulihan adalah lebih baik dari segala sisi kehidupan, dan memastikan tetap terlaksananya HAM dalam penanganan pandemik.

Ditengah pemulihan pandemik banyak dampak yang dirasakan oleh seluruh dunia, krisis ekonomi, krisis diskriminasi dan semakin memperburuk kondisi secara global.

Hari HAM adalah kesempatan untuk menegaskan kembali pentingnya Hak Asasi Manusia yaitu melalui solidaritas global, kepedulian antar sesama, serta rasa kemanusiaan yang dapat memulihkan kondisi global saat ini.

#SobatHAM mari kita bangun pemulihan itu dimulai dari lingkungan terkecil kita… Rumah, lingkungan dan kantor dengan saling menjaga dan menjalankan protokol kesehatan berarti

#SobatHAM turut peduli dengan pemulihan untuk semua.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi krisis HAM di masa pandemi COVID-19 yaitu:

1) Mengakhiri segala bentuk diskriminasi. Diskriminasi struktural dan rasisme menyebabkan krisis HAM di masa Covid-19.

2) Perlu mengakhirinya agar krisis tidak berlanjut setelah selesainya pandemi.

3) Mengatasi ketidaksetaraan: Ketimpangan berkembangan di masa pandemi ini.

4) Perlu adanya dorongan dan kontrak sosial untuk memajukan serta melindungi hak ekonomi, sosial, dan budaya dalam “kebiasaan hidup baru” (new normal).

5) Mendorong partisipasi dan solidaritas. Baik individu, masyarakat, komunitas, hingga pemerintah harus berperan untuk menyuarakan pemulihan pembangunan dunia pasca-Covid-19. Tujuannya agar generasi sekarang dan masa depan menjadi lebih baik.

6) Mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Semua orang memerlukan pembangunan berkelanjutan demi kebaikan manusia dan seisi bumi.

PEMERINTAH KABUPATEN BONE MENGUCAPKAN SELAMAT HARI HAM SEDUNIA KE-72 TAHUN 2020

Sejarah Hari Hak Asasi Manusia

Kisah penetapan Hari HAM 10 Desember diawali dengan diadopsinya Deklarasi Hak Asasi Manusia diadopsi dalam Majelis Umum PBB di tahun 1948.

Dua tahun kemudian, majelis mengeluarkan resolusi 423 (V) untuk mengadopsi bahwa setiap 10 Desember diperingati sebagai Hari Hak Asasi Manusia.

Tujuan dari Deklarasi HAM yaitu untuk menetapkan standar hidup bersama bagi semua orang di seluruh belahan dunia yang menjadi hak setiap individu. Dan, pada gilirannya, deklarasi mendorong semua negara anggota PBB agar bersama-sama berjuang menuju standar hidup yang dimaksud dalam deklarasi bagi rakyat di lingkungan mereka.

Adanya deklarasi juga dinilai sebagai standar pencapaian bersama untuk semua orang dan bangsa. Dalam deklarasi dijabarkan beragam hak dan kebebasan fundamental yang menjadi hak setiap orang.

Hak ini melekat pada siapa pun tanpa memandang kebangsaan, tempat tinggal, jenis kelamin, asal kebangsaan atau etnis, agama, bahasa, atau status lainnya.

Seperti dilansir laman OHCHR, deklarasi ini tidak mengikat. Namun saat ini telah menginsiprasi lebih dari 60 instrumen HAM yang kemudian menjadi standar HAM internasional.

Deklarasi HAM juga telah disetujui semua negara anggota PBB. Dengan demikian posisinya semakin kuat dan menekankan bahwa HAM lekat dalam kehidupan sehari-hari.

Hari Hak Asasi Manusia dirayakan tiap tahun oleh banyak negara termasuk Indonesia di seluruh dunia setiap tanggal 10 Desember. Ini dinyatakan oleh International Humanist and Ethical Union (IHEU) sebagai hari resmi perayaan kaum Humanisme.

Tanggal ini dipilih untuk menghormati Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengadopsi dan memproklamasikan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, sebuah pernyataan global tentang hak asasi manusia, pada 10 Desember 1948. Peringatan dimulai sejak 1950 ketika Majelis Umum mengundang semua negara dan organisasi yang peduli untuk merayakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *