Wabup Bone Hadiri Pendistribusian Paket Konversi BBM ke BBG Untuk Nelayan di TPI Lonrae

Wakil Bupati Bone Drs.H.Ambo Dalle, M.M. menghadiri pendistribusian Paket Konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) bagi nelayan sasaran di TPI Lonrae, Selasa 27 Oktober 2020.

Program tersebut merupakan program dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia yang bermitra dengan Komisi VII DPR RI.

Program konversi BBM ke BBG untuk nelayan merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG (Liquified Petroleum Gas) Tabung 3 Kg untuk Kapal Penangkap Ikan bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air bagi Petani Sasaran.

Wakil Bupati Bone dalam sambutannya mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada ibu Yuliana Paris serta perwakilan Direktur Jenderal migas dan ESDM atas kehadirannya di Kabupaten Bone, Bumi Arung Palakka.

“Karena tanpa dukungan dari Beliau program bantuan seperti ini tidak akan terlaksana dengan baik” imbuhnya.

Lebih lanjut Wakil Bupati Bone menjelaskan bantuan untuk nelayan sejak 2018 lalu tidak lepas dari tangan dingin Ibu Kadis Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bone.

“Sejak 2018 lalu, bantuan seperti ini selalu diberikan kepada nelayan. Alhamdulillah, tahun 2020 ini sebanyak 1267 paket bisa disalurkan berkat peran Ibu Kadis sehingga perhatian komisi Vll DPR RI tertuju ke Bone” ungkapnya.

“Program konveksi BBM ke BBG semoga bisa berlanjut di tahun depan, sehingga seluruh nelayan yang ada di Bone bisa merasakan bantuan serupa” harapnya.

Untuk diketahui, ada beberapa manfaat utama program konversi BBM ke BBG bagi nelayan sasaran, yaitu Pertama, harga BBG lebih murah dari BBM. Penghematan biaya operasional dengan menggunakan elpiji bisa berkisar 30-50 persen dibandingkan BBM jenis minyak solar. Di beberapa tempat, bahkan bisa menghemat hingga 80 persen.

Kedua adalah perawatan mesin elpiji lebih mudah. Paket yang dibagikan terdiri atas mesin penggerak, konverter kit, as panjang, baling-baling, dua tabung elpiji 3 kg, dan aksesoris pendukung lainnya seperti reducer, regulator, dan mixer.

Ketiga, adalah BBG aman dalam penggunaannya. “Bahan bakar gas yang dikompresi dan ditampung dalam tabung bertekanan tinggi merupakan bahan bakar yang aman baik bagi pengguna maupun untuk mesinnya.

Keempat, emisi lebih rendah yakni BBG memiliki hasil pembakaran yang lebih bersih dibandingkan BBM. Hal ini disebabkan rantai karbon gas lebih pendek dibandingkan minyak, sehingga angka oktan BBG menjadi lebih tinggi dari BBM dan emisi CO2 yang dihasilkan pun lebih rendah dari BBM.

Kelima, adalah membantu ekonomi nelayan kecil. Bantuan ini diberikan kepada nelayan kecil dengan kriteria memiliki kartu identitas nelayan, menggunakan alat penangkap ikan ramah lingkungan, memiliki kapal ukuran di bawah lima gross tonnage (GT) yang daya mesinnya di bawah 13 horse power (HP) serta belum pernah mendapat bantuan serupa dari pemerintah pusat atau daerah.

Turut hadir, Pejabat Kementerian ESDM Iren Yulianingsih, S.T., M.Si., Anggota Komisi VII DPR RI Dr.Ir.Hj.Yuliana Paris, M.Sc., Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bone Ir.Wahidah, M.Si.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *