Konsep Pertanian Family Farming

Family Farming merupakan cara mudah dalam menghasilkan panganan sehat dan berkualitas seperti sayur-mayur, umbi-umbian, aneka buah dan sumber protein hewani termasuk ikan sesuai potensi lokal.

  • Program Family Farming merupakan salah satu strategi mewujudkan Kemandirian Pangan Indonesia.

Setiap keluarga di Indonesia sebenarnya bisa memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri, di antaranya lewat family farming.

Oleh karena itu, Kementerian Pertanian mengajak masyarakat Indonesia melakukan Gerakan Ketahanan Pangan Nasional melalui konsep “Pangan dari Pekarangan”

Dengan begitu, selain bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarga secara swadaya, tak menutup kemungkinan gerakan family farming juga mendukung gerakan lebih besar, yaitu Kemandirian Pangan.

Intinya setiap keluarga bisa mensubstitusi kebutuhan pangannya. Masyarakat bisa membangun kebun keluarga dengan memanfaatkan lahan kosong dan pekarangan rumah.

Konsep family farming juga bisa menghasilkan bahan baku pangan tradisional sebagai bagian budaya masyarakat Nusantara. Bahan-bahan hasil panen lokal bisa diolah menjadi aneka kuliner khas Nusantara dan diversifikasi pangan non beras.

Memang, makanan berbahan dasar sagu, jagung, umbi-umbian dan sayur-mayur adalah bahan dasar yang sejak dulu banyak dijadikan sajian istimewa di hari raya. Jadi, selalu ada hidangan pangan tradisional yang khas untuk disantap bersama keluarga saat lebaran.

Soal pangan tradisional berbahan baku lokal, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam beberapa kesempatannya meminta agar masyarakat terus mempromosikan hal ini secara masif.

Sebab, menurut Mentan Syahrul Yasin Limpo, dengan cara tersebut konsep family farming dan diversifikasi pangan bisa berkembang baik.

Di sisi lain, Mentan Syahrul Yasin Limpo juga mengajak masyarat untuk mencoba makanan daerah dari berbagai kawasan Nusantara. Ini penting dilakukan agar ke depan promosi pangan daerah ke level nasional dapat sukses.

Syahrul Yasin Limpo mencontohkan, orang Jawa Tengah mencoba hidangan Sulawesi Utara. Begitu juga dengan orang Jawa Barat yang perlu mencoba makanan dari Papua, dan lain sebagainya. Hanya melalui cara ini, kuliner nusantara bisa makin populer, disukai masyarakat dan lestari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *