Dray Vibrianto, Dalam Operasi Senyap Tumbangkan Corona

Sejak diberlakukan Tanggap Darurat Covid-19 di kabupaten Bone ia semakin masif melakukan koordinasi untuk memuluskan strategi. Selaku dipercayakan oleh pemerintah daerah untuk memimpin operasi antisipasi penyebaran Covid-19 membuatnya ia harus memutar benak.

Berbagai strategi dan langkah taktis tersusun rapi termasuk menghadapi segala kemungkinan yang bisa saja terjadi. Lelaki itu sesekali menatap secangkir kopi pahit yang terletak di meja. Dalam benaknya hanya satu, “Tumbangkan Corona” segetir apapun harus dihadapi untuk keselamatan rakyat Bone.

Selaku pimpinan operasi tidaklah mudah, karena harus menghadapi lawan yang tak kasat mata (virus) di mana harus berhadapan musuh yang tak nyata dan jauh lebih berbahaya dibanding perang Malvinas.

Lelaki bernyali baja itu adalah Dray Vibrianto yang kesehariannya sebagai Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone. Tugas yang diembannya tidaklah mudah, namun dengan jiwa patriot yang berkecamuk dalam dirinya, ia tetap yakin, sabar, tabah, dan teguh kukuh.

Selaku komandan Satgas dalam menjalankan amanah tentu banyak harus dihadapi, selain virus corona juga harus berhadapan perilaku masyarakat. Akan tetapi dengan kemampuannya dalam bersosialisasi dapat menetralisir dan menguasai keadaan.

Alhamdulillah, alhasil sampai diterbitkan tulisan ini berdasarkan laporan resmi belum ada warga Bone yang dinyatakan suspect. Belum ada warga Bone yang terpapar virus corona. Artinya Bone salah satu daerah yang masih bertahan pada level tertinggi ZERO CORONA.

Kesemuanya itu diperoleh atas kerja sama gugus tugas yang didukung seluruh elemen masyarakat Bone dan tak kalah pentingnya rekan-rekan wartawan dan media yang senantiasa mempublikasikan seluruh kegiatan yang turut andil dalam upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19 di Bumi Arung Palakka.

“Menarik Benang Dalam Tepung, Strategi Dalam Mengantisipasi Penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bone”. Demikian coretan lelaki baja berhati semberani itu. Ia adalah Ponggawa Laskar Bone dalam Perang melawan Virus Corona … Dray Vibrianto.

Menarik Benang Dalam Tepung, Strategi Dalam Mengantisipasi Penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bone. Bila dicermati mengantarkan kita dalam suatu kondisi darurat yang memerlukan strategi dan taktis. Mulai dari pemahaman lingkungan, tindakan, dan penyelesaian dalam mengantisipasi penyebaran virus corona.

Lelaki sembranu itu memaparkan strategi penanganan penyebaran covid-19 di kabupaten Bone. Seperti cuplikan berikut ini.

Sebagaimana kita ketahui Bone merupakan daerah terbuka dan salah satu pintu masuk keluar terutama ke Provinsi Sulawesi Tenggara tidak lepas dari ancaman Covid 19.

Yang menjadi kendala utama di Kabupaten Bone seperti di daerah lainnya, adalah kekurangan alat dan sarana prasarana penanggulangan Covid 19, seperti kurangnya APD, tidak ada fasilitas isolasi khusus untuk suspek Covid 19.

Selain itu, keterbatasan petugas medis dan ruang rumah sakit bahkan thermometer infrared sebagai alat untuk pengecekan suhu tubuh belum tersedia sepenuhnya di puskesmas-puskesmas sebagai ujung tombak menghadapi covid 19.

Namun dengan segala kekurangan tersebut, kita semua harus siap berjibaku melawan penyebaran Covid 19 untuk melindungi seluruh masyarakat Kabupaten Bone dari ancaman Covid 19.

Olehnya itu, pada tanggal 16 maret 2020 pemerintah Kabupaten Bone membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 (PPC19) di Kabupate Bone. Untuk wilayah Sulawesi Selatan Bone menjadi Kabupaten / Kota yang pertama membentuk Gugus Tugas PPC19 yang diketuai Kalaksa BPBD dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait.

Dalam melaksanakan tugasnya, Gugus Tugas melaksanakan 3 protokol penanganan dengan mengacu 5 protokol area penanganan yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu:

1. Protokol Pencegahan dengan melakukan:

*Edukasi tentang Covid-19, pola hidup sehat dan social distancing (jaga jarak) serta self healing (penyembuhan diri)*

Melakukan pencegahan komunitas, dengan cara penguatan peran Forkopimcam untuk melindungi wilayahnya masing masing. Diantaranya melakukan observasi, pendataan dan karantina rumah bagi pendatang, terutama yang berasal dari daerah terpapar Covid 19.

Kemudian setiap desa/kelurahan melakukan upaya pencegahan baik melalui penyemprotan desinfektan di wilayah masing-masing, social distancing, edukasi hidup bersih dan lainnya.

*Mind set dan culture set*

Pendekatan mindset dan culture set adalah poin penting dalam mencegah penyebaran Covid-19, bagaimana seharusnya kita melindungi diri kita keluarga serta lingkungan dari Covid-19 dan menjadikan gerakan bersama masyarakat Bone melawan Covid-19 dengan semangat budaya Mali sipparape, Rebba sipatokkong, dan Malilu sipakainge.

Salah satu contoh kecil perubahan mindset dan culture set dari diri sendiri, misalnya kalau selama ini kita sering “nongkrong” di warung kopi atau tempat umum lainnya, saat ini cukuplah kita membeli melalui kurir atau take away beli dan langsung pulang tidak perlu duduk berlama lama, kita bisa memanfaatkan teknologi dengan whatsapp atau aplikasi lainnya.

*Soft lockdown dan lockdown*

Soft lockdown yang dilakukan dengan membatasi jam-jam operasional, tempat aktivitas, mengurangi orang berkumpul disuatu tempat. Termasuk membatasi orang masuk keluar dari dan ke Kabupaten Bone.

*Lockdown*

Lockdown adalah menutup akses masuk wilayah Kabupaten Bone dari segala arah. Kewenangan lockdown adalah kewenangan pemerintah pusat dan dalam pelaksanaannya akan melibatkan Polisi dan Militer, status darurat akan diterapkan tidak berlaku KUHP yang berlaku adalah hukum perang/darurat. Dan semuanya kita pasti akan menunggu petunjuk teknis akan hal tersebut.

2. Protokol Responsif penanganan

Dalam menjalankan tugasnya gugus tugas membagi dua peran, yaitu peran manajemen penanggulangan dan mangemen responsif.

Untuk manajemen kebencanaan yang ditangani langsung Gugus Tugas Terpadu serta manajemen responsif dengan leading sector Dinas Kesehatan di mana dalam protokol responsif diatur penanganan ODR (Orang Dengan Resiko tertular), ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) sesuai dengan protokol kesehatan penanganan Covid-19 yang dikeluarkan pemerintah pusat.

3. Protokol pelibatan Private Sector, NGO (organisasi sosial kemasyarakatan) dan tim Pakar.

Dalam konsep teori administrasi publik baru dengan sistem NPS (New Public Services) oleh Denhardt, bahwa suatu wilayah akan kuat dengan kolaborasi 3 komponen, yakni government (pemerintahan), public sector (pihak swasta) dan NGO (organisasi sosial kemasyarakatan temasuk tim pakar). Apalagi dalam kondisi bencana, termasuk situasi yang saat ini terjadi yakni pandemi Covid-19 hingga ke Kabupaten Bone.

Pelibatan unsur-unsur kolaborasi di atas dan keterlibatan seluruh elemen menjadi kunci kesuksesan penanganan Covid-19 di Kabupaten Bone. Karena mengantisipasi Covid-19 tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri, namun harus melibatkan seluruh potensi masyarakat Bone seperti melibatkan beberapa pihak swasta, media, pakar dan professional juga organisasi sosial kemasyarakatan.

Seperti beberapa Lembaga yang telah melakukan donasi dan gerakan pemerhati di antaranya, Paskas, Wahdah, APKAN DPD Bone, Kita Ini Sahabat, Yayasan Asshiddiq, Dikawal Bone, dan masih banyak lagi yang terlibat yang akan kami data kembali dan melakukan koordinasi lanjutan.

Satu hal yang akan kami lakukan adalah pelibatan professional dan pakar mengenai efek dari beberapa pembatasan (social distancing) yang dilakukan, yakni tetap melakukan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan dengan digitalisasi.

Karena dengan tetap di rumah kebutuhan akan belajar, kebutuhan akan informasi-informasi penyediaan makanan dan persediaan, juga tetap bisa terpenuhi dan terlayani dengan baik. Memberi petunjuk layanan darurat dan lainnya.

Maka melibatkan profesional seperti kelompok peneliti dan pakar digitalisasi menjadi bagian untuk kami libatkan dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Bone.

Pandemi Covid-19 bukan cuma mengakibatkan kehilangan nyawa manusia saja tetapi merusak sendi-sendi sosial ekonomi kemasyarakatan. Untuk itu strategi yang kami lakukan adalah “menarik benang dalam tepung”, benangnya tercabut dan seminimal mungkin tepungnya untuk tidak rusak / terhambur.

Setiap kebijakan yang diambil akan memperhitungkan “efek domino” yang akan terjadi. Kami sangat sadar secepat apapun kami berlari, tuntutan masyarakat akan lebih cepat lagi. Untuk itu kami mohon maaf dan sangat berharap support (dukungan) dan masukan semua elemen masyarakat agar kita semua bisa melewati fase pandemik ini dengan zero suspect Covid-19.

Apa yang kami tulis di atas hanyalah garis besar road map yang kami lakukan, banyak kekurangan dan keterbatasan dan kami tidak bisa bekerja sendiri melawan Covid -19.

Demikian antara lain roadmap strategi Sang Laskar dalam perang tumbangkan Corona di kabupaten Bone.

Terakhir:

Yang menggelitik hati penulis adalah dibalik ketegasannya menjalankan operasi ternyata ia berhati selembut salju. Lelaki batu berhati baja itu menulis …

Bukan kami tidak tau kalian lelah .. capek …
Bukan kami memaksa kalian bekerja melebihi batas kemampuan kalian …

Tapi … Kalian perlu tau …
Masyarakat tidak mau tau kalian lelah atau tidak …
Masyarakat tidak mau tau peralatan kalian siap atau tidak …
Masyarakat tidak mau tau kendaraan kalian bisa jalan atau tidak …
Masyarakat tidak mau tau kalian sehat atau sakit …

Yang mereka tuntut saat terjadi musibah kalian harus siap …
Yang mereka tuntut kalian harus ada saat mereka butuhkan …
Selain dari itu mereka tidak akan peduli …

Saat kalian tidak bisa memenuhi tugas kalian bersiaplah mendapat kritik bahkan celaan …

Tugas kita memang tidak mudah. Sahabat … jangan pernah mengharapkan pujian atas apa yang kalian kerjakan …
Itulah mengapa kami memaksa kalian untuk siap sampai di titik terakhir …

Bersabarlah sahabat …
semoga lelahmu menjadi ibadah …
semoga ikhlasmu menjadi berkah dan kebaikan …
Tetaplah tersenyum …
tetaplah tangguh!!!

Semoga Allah SWT selalu bersama kita semua. Aamiin YRA.

Demikian catatan kecil sebuah pengabdiaan Lelaki Batu Berhati Baja dalam gejolak Sumange Teallara tumbangkan corona di Bumi Arung Palakka.

Terima kasih kepada Bapak : Bupati Bone bersama OPD, Danrem 141 Toddopuli,  Kapolres Bone bersama jajaran, Dandim Bone bersama jajajaran, Forkopimda Bone, Forkopimcam bersama jajaran, para Kades, Dokter dan paramedis,Tokoh Agama dan Masyarakat, Awak Media, dan tim Satgas PPC19 Kabupaten Bone, serta seluruh masyarakat Bone.

Terima kasih kepada Bapak: Ketua dan anggota DPRD Bone, Camat, Lurah, Kades, Organisasi Kemasyarakatan, Pendamping Desa, para relawan, teman-teman di Kominfo Bone yang setiap saat mempublikasikan update data dalam pencegahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bone, serta pihak-pihak yang tidak disebutkan namanya di sini. Mari kita berupaya dan berdoa kepada Allah SWT agar Bone aman sentosa.

Bone Tana Sumange, Maret 2020.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *