Sejarah Hari Batik Nasional

Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober. Penetapan tersebut berdasarkan keputusan Unesco (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) yang menetapkan batik merupakan warisan dunia budaya takbenda

Salah satu Motif Batik Nasional

Unesco merupakan badan khusus Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang didirikan pada tahun 1945 yang bertugas membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan di seluruh dunia.

Selanjutnya penetapan Unesco tersebut diperkuat dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009 tentan Hari Batik Nasional, bahwa tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai hari batik nasional.

Pada tanggal ini, seluruh lapisan masyarakat Indonesia dari pejabat pemerintah, pegawai BUMN hingga pelajar disarankan untuk mengenakan batik.

Oleh karena itu, pemilihan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober berdasarkan keputusan UNESCO yaitu Badan PBB yang membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan, yang secara resmi mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia.

Motif Batik Lamakkawa

UNESCO memasukkan batik Indonesia dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Pengakuan terhadap batik merupakan pengakuan internasional terhadap budaya Indonesia.

Di Indonesia, batik memiliki motif atau corak bermacam-macam berdasarkan kultur dan budaya masing-masing daerah di antaranya batik kerawang, batik Pekalongan, dan lainnya.

Motif Batik Lontara’

Seperti halnya di Kabupaten Bone dikenal dengan Batik Lamakkawa. Di mana batik ini memiliki motif seperti yang terdapat pada keris Lamakkawa milik Arung Palakka, karenanya disebut Batik Lamakkawa. Bahkan ada juga yang disebut batik lontara’ di mana motifnya seperti aksara kontara yang menjadi khas Sulawesi yang saat ini sudah banyak diproduksi.

Nah, tentu kita sebagai bangsa Indonesia bisa berbangga karena adanya batik sebagai warisan budaya kita diakui oleh dunia, yang bahkan ditetapkan juga sebagai warisan budaya takbenda Indonesia dan dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *