Wabup Monitoring dan Evaluasi Forkom Kecamatan Sehat di Cenrana

Wakil Bupati Bone Drs.H.Ambo Dalle,M.M. mengunjungi Kecamatan
Cenrana dalam rangka melakukan Monitoring dan Evaluasi Komunikasi
Kecamatan Sehat di Kecamatan Cenrana, pada Rabu 27 Februari 2019.

Wabup dalam sambutan dan arahannya, mengatakan, tahun 2019 semua
desa di Kecamatan Cenrana sudah ODF (Open Defecation Free) namun,
masih yang terendah ODF-nya.

Oleh karena itu, Wakil Bupati berharap Forkopimcam Cenrana harus
lebih kerja ekstra dan kompak bahu membahu melaksanakan monotoring
di kecamatan Cenrana ini agar bisa terwujud menjadi Kecamatan Sehat.

Menurut Wabup, ada 5 pilar kecamatan sehat, di antaranya
1.Masing-masing desa ODF
2.Masyarakat harus membiasakan cuci tangan pakai sabun
3.Kita harus membiasakan mengelola makanan dan minuman secara sehat
4.Ada pemilahan dan pengolahan sampah
5.Ada sarana pengelolaan air limbah.

“Jikalau 5 pilar ini dipenuhi baru bisa dikategorikan Kecamatan
Sehat, olehnya itu, semua Desa harus aktif menyosialisasikan
Kecamatan Sehat ini,” tegas Wabup.

Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada
penyebaran penyakit berbasis lingkungan, sehingga untuk memutuskan
rantai penularan ini harus dilakukan rekayasa pada akses ini.

Agar usaha tersebut berhasil, akses masyarakat pada jamban (sehat)
harus mencapai 100% pada seluruh komunitas. Keadaan ini kemudian
lebih dikenal dengan istilah Open Defecation Free (ODF).

Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap individu
dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan.

Satu komunitas/masyarakat dikatakan telah ODF jika :
1.Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban dan membuang
tinja/kotoran bayi hanya ke jamban.
2.Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar.
3.Tidak ada bau tidak sedap akibat pembuangan tinja/kotoran manusia.
4.Ada peningkatan kualitas jamban yang ada supaya semua menuju
jamban sehat.
5.Ada mekanisme monitoring peningkatan kualitas jamban.
6.Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh masyarakat
untuk mencegah kejadian BAB di sembarang tempat.
7.Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat masyarakat untuk
mencapai 100% KK mempunyai jamban sehat.
8.Di sekolah yang terdapat di komunitas tersebut, telah tersedia
sarana jamban dan tempat cuci tangan (dengan sabun) yang dapat
digunakan murid-murid pada jam sekolah.
9.Analisa kekuatan kelembagaan di Kabupaten menjadi sangat penting
untuk menciptakan kelembagaan dan mekanisme pelaksanaan kegiatan
yang efektif dan efisien sehingga tujuan masyarakat ODF dapat
tercapai.

Suatu komunitas yang sudah mencapai status Bebas dari Buang Air
Besar Sembarangan, pada tahap pasca ODF diharapkan akan mencapai
tahap yang disebut Sanitasi Total. Sanitasi Total akan dicapai jika
semua masyarakat di suatu komunitas, telah:
1. Semua masyarakat berhenti BAB di sembarang tempat.
2. Semua masyarakat telah mempunyai dan menggunakan jamban yang
sehat dan memeliharanya dengan baik.
3. Semua masyarakat telah terbiasa mencuci tangan dengan benar
menggunakan sabun setelah BAB, setelah menceboki anak, sebelum
makan, sebelum memberi makan bayi, dan sebelum menyiapkan makanan.
4. Semua masyarakat telah mengelola dan menyimpan air minum dan
makanan dengan aman.
5. Mengelola limbah rumah tangga (cair dan padat) dengan benar.

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang selanjutnya disebut
sebagai STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan
sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.

Komunitas merupakan kelompok masyarakat yang berinteraksi secara
sosial berdasarkan kesamaan kebutuhan dan nilai-nilai untuk meraih
tujuan.

Target program yang ada pada STBM sendiri terdiri dari 5 (lima)
Pilar yaitu :

1. Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan (ODF)
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
2. Pengelolaan Makanan dan Minuman Rumah Tangga
3. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
4. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga

Adapun cakupan area pendekatan utamanya adalah tingkat rumah tangga
secara kolektif. Untuk menjalankan itu semua harus digerakkan dan
disinergikan melalui 3 komponen pendekatan yaitu :

1. Menciptakan Kebutuhan (Demand Creation)
2. Ketersediaan Pasokan (Supply Improvement)
3. Lingkungan yang Mendukung (Enabling Environment)