Tanggal: Bone,12/08/2023
Oleh: Andi Ermita Sari
Bone,12/08/2023 — Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Bone telah menghasilkan sebuah inovasi kreatif yang berpotensi mengatasi kenaikan harga tempe di Indonesia. Inovasi ini berupa produk bernama “Rhi-Go: Inovasi Hidnokarpat Keluwak Tinggi Protein” yang dihasilkan dari bahan keluwak sebagai pengganti kedelai dalam pembuatan tempe.
Kenaikan harga tempe yang terus berlangsung dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi masalah serius di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, harga tempe terus naik dari bulan ke bulan. Ini menjadi perhatian khusus bagi masyarakat yang mengandalkan tempe sebagai sumber protein. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bone berinisiatif untuk mencari solusi dengan memanfaatkan potensi lokal, terutama keluwak, yang melimpah di daerah mereka.
Keluwak, yang umumnya digunakan sebagai bumbu masakan, ternyata memiliki potensi yang lebih besar. Kandungan protein keluwak jauh lebih tinggi dibandingkan kedelai, serta memiliki manfaat kesehatan yang beragam. Mahasiswa-mahasiswa ini berhasil mengembangkan produk tempe keluwak yang diberi nama Rhi-Go, yang memiliki kandungan nutrisi yang baik dan cita rasa yang khas.
Salah satu keunggulan utama dari Rhi-Go adalah pemanfaatan bahan baku lokal yang melimpah di daerah Kecamatan Bontocani, Kota Bone, Sulawesi Selatan. Ketersediaan bahan baku yang terjamin memberikan keuntungan dalam keberlangsungan produksi dalam jangka panjang.
Produk ini tidak hanya memiliki keunggulan dari segi nutrisi, tetapi juga dalam hal pemasaran. Tim mahasiswa ini mengadopsi pendekatan pemasaran modern dengan memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan platform e-commerce seperti Shopee. Pendekatan pemasaran ini berupaya menjangkau berbagai segmen konsumen, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Adapun penjelasan dari ketua tim yaitu, Andi Ermita Sari “Kami merasa bahwa Rhi-Go adalah inovasi yang memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempe yang berkualitas dan terjangkau. Kami juga berharap bahwa produk ini dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap kedelai impor.”
Inovasi ini juga didukung oleh pemerintah setempat yang mendorong pengembangan produk lokal. Dengan menggandeng lembaga terkait dan mendapatkan izin pangan, produk Rhi-Go memiliki peluang yang menjanjikan di pasar lokal dan mungkin juga di luar Kota Bone.
Dengan adanya inisiatif kreatif ini, para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bone telah menunjukkan bahwa potensi inovasi lokal dapat menjadi solusi nyata bagi masalah ekonomi dan pangan yang dihadapi oleh masyarakat. Inovasi “Rhi-Go: Inovasi Hidnokarpat Keluwak Tinggi Protein” tidak hanya berpotensi mengatasi kenaikan harga tempe, tetapi juga membawa harapan baru bagi perkembangan industri pangan di Kota Bone.