Ketua TP PKK Bone: Cegah Stunting, Wujudkan Bone Mabessa

“Dalam rangka mencegah stunting tidak hanya menjadi tugas instansi leader namun melibatkan seluruh komponen”.

“Pencegahan stunting penting dilakukan dengan pendekatan multi-sektor melalui sinkronisasi program-program nasional, lokal, dan masyarakat”.

‘Demikian halnya, penanganan stunting di Bumi Arung Palakka bukan hanya ditangani Dinas Kesehatan saja namun melibatkan seluruh level pemerintahan dan organisasi kemasyarakatan sampai tingkat desa”.

Hal tersebut disampaikan, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bone, Ibu Hj. Kurniaty A. Fahsar, S.H., Spec.Not. saat membuka Sosialisasi Pencegahan Stunting Tingkat Kabupaten Bone dan Pembinaan Kelompok Perempuan Untuk Turut Serta Dalam Membangun Desa.

Giat Sosialisasi pencegahan stunting tersebut mengakat tema “Bersama Cegah Stunting Wujudkan Bone Mabessa (Masyarakat Bone Yang Mandiri, Berdaya Saing, dan Sejahtera) yang dilaksanakan di Gedung Latea Riduni Watampone, 30 November 2020.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bone mengajak semua kader PKK untuk ikut terlibat secara aktif dan sistematis dalam pencegahan dan penanggulangan stunting. Ini diharapkan bisa menekan prevalensi stunting yang ada di Kabupaten Bone.

Keterlibatan semua pihak dalam upaya pencegahan stunting di kabupaten Bone berdasarkan Peraturan Bupati Bone Nomor 3 Tahun 2020 tentang Konvergensi Pencegahan dan Penurunan Stunting.

“Setiap kesempatan, kami selalu mengajak seluruh kader PKK untuk terlibat aktif dalam pencegahan dan penanggulang stunting, karena ini menyangkut mutu dan kualitas anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa ,” kata Ibu Hj. Kurniaty A. Fahsar.

Kemudian peran PKK selanjutnya, yaitu memberikan pembinaan dan pemantauan terhadap pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan stunting.

“Saya ingin mengajak semua masyarakat berkomitmen dalam memfasilitasi, dan menggerakkan keluarga untuk memperbaiki pola asuh anak dan pola makan guna memenuhi asupan gizi yang baik bagi anak,” kata Ibu Hj. Kurniaty A. Fahsar.

Pola hidup yang sehat menjadi budaya dan harus dimulai dari kesadaran diri sendiri. Sehingga, akan membantu percepatan penurunan stunting, serta membantu percepatan peningkatan pencapaian indeks pembangunan manusia (IPM) khususnya di Kabupaten Bone.

“Dalam menanggulangi stunting secara signifikan ini dibutuhkan kerja sama dan harmonisasi seluruh komponen yang ada di daerah, dalam mendukung program pemerintah agar bisa ditingkatkan” pungkasnya

Menurut Kabid Kesehatan Masyarakat dr. Eko Nugroho, S.Ked, M.Adm.Kes., bahwa berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Prevalensi Balita Stunting Kabupaten Bone Tahun 2017 mencapai 40,1 persen, kemudian tahun 2018 turun menjadi 37,3 persen, dan tahun 2019 turun lagi menjadi 33,02 persen.

” Meskipun angka prevalensi stunting di kabupaten Bone mengalami penurunan drastis, namun kita tidak boleh terlena” kata dr.Eko Nugroho.

Ia menjelaskan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, sehingga anak lebih pendek dari usianya.

Kekurangan gizi tersebut terjadi sejak bayi berada dalam kandungan, sehingga memberikan dampak anak menjadi lebih mudah sakit, kemampuan kognitif kurang, dan bahkan dalam jangka panjang bisa menimbulkan kerugian ekonomi.

Untuk memastikan kesehatan yang baik dan gizi yang cukup pada 1.000 hari pertama kehidupan bayi. Di antaranya mendorong perbaikan pola asuh oleh keluarga, yakni bisa melalui kegiatan PKK.

Kegiatan ini terselenggara dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan untuk menghindari dan memutus penyebaran COVID-19.

Turut hadir Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, dan dinas serta unsur terkait lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *