Semua OPD harus mendukung penyelenggaraan Pendidikan Inklusif

Senin, 8 Juli 2019
Bone, Indonesia-Kabupaten Bone menyelenggarakan kegiatan “Pertemuan koordinasi konsep dan strategi penyelenggaraan pendidikan inklusif”.

Kegiatan yang diselenggarakan atas kerja sama Pemda Kabupaten Bone dengan Helen Keller International (HKI) dan UNICEF ini dilaksanakan di aula pertemuan kantor Bappeda kabupaten Bone.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Bappeda Kabupaten Bone, Abu Bakar. Dalam sambutannya menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan pertemuan (koordinasi) lanjutan dari pertemuan yang sudah dilaksanakan pada 21 Januari 2019, kegiatan ini adalah bentuk komitmen Kabupaten Bone untuk mewujudkan pendidikan untuk semua melalui penyelenggaraan pendidikan secara inklusif.

Pendidikan inklusif dipandang sebagai satu cara terbaik untuk memastikan akses bagi semua anak termasuk mereka yang putus sekolah karena penyandang disabilitas atau karena faktor kebutuhan khusus lainnya dapat mengakses layanan pendidikan yang berkualitas.

Untuk mewujudkan cita-cita yang sangat mulia tersebut tentunya butuh dukungan dari semua pihak, tidak hanya Dinas Pendidikan, namun semua OPD harus mendukung penyelenggaraan pendidikan inklusif di Kabupaten Bone.

Sedangkan Nunu Nurdyana sebagai perwakilan HKI menyampaikan bahwa, tahun 2016 Kabupaten Bone telah membentuk Kelompok Kerja (POKJA) Lintas Sektor Pendidikan Inklusif dan menyusun Grand Desain Pendidikan Inklusif, sebagai ikhtiar dalam membantu mengupayakan kegiatan-kegiatan yang sudah dituangkan dalam Grand Desain dapat dilaksanakan, HKI dan UNICEF mendorong terjadinya koordinasi yang berkisambungan antar anggota POKJA Pendidikan Inklusif.

Koordinasi menjadi sangat penting dilakukan agar setiap anggota POKJA mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan sudah dilakukan, mengidentifikasi tantangan yang ada dan mencari solusi terbaik untuk menjawab tantangan tersebut, pungkas Nunu.

Selaras dengan statmen HKI, Andi Endang S. sebagai perwakilan UNICEF Sulawesi Selatan mengungkapkan bahwa saat ini sesuai data Pemda, tercatat ada 22 sekolah dan 9 Madrasah yang sudah melayani anak-anak berkebutuhan.

Dan ke depannya diharapkan semua sekolah serta madrasah dapat menyelenggarakan pendidikan secara inklusif sehingga jaminan setiap warga Bone usia sekolah pada akses pendidikan dapat dipastikan.

Andi Endang S. juga secara khusus menyoroti koordinasi yang sudah berjalan baik antar bidang khususnya untuk program-program yang dilakukan melalui pendampingan UNICEF.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:
Helen Keller International-Indonesia
Nunu Nurdyana – Senior Inclusive Education Program Officer
Email: [email protected]

Untuk diketahui, Helen Keller International (HKI) didirikan pada tahun 1915 yang bertujuan untuk menyelamatkan penglihatan dan kehidupan orang yang rentan dan kurang beruntung.

Kami mencoba mengatasi penyebab dan konsekuensi dikarenakan kebutaan dan kekurangan gizi dengan mengembangkan program yang berdasarkan pada bukti dan penelitian dalam hal penglihatan, kesehatan, dan gizi.

Berkantor pusat di Kota New York, HKI, melalui program-programnya, mencegah kebutaan dan kekurangan gizi di 21 negara di Afrika dan Asia, seperti juga di Amerika Serikat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *