Dalam rangka menyambut peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89 tahun 2017 Radio SUARA BONE BERADAT di bawah naungan Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kabupaten Bone menggelar acara ” Panggung Pemuda ” di Taman Arung Palakka Watampone, Rabu 25 Oktober 2017 pukul 19.30 Wita.
Kegiatan rutin menyambut momentum Hari Sumpah Pemuda tersebut, selaku pelaksana adalah radio SUARA BONE BERADAT (SBB 91,8 Fm) bekerja sama dengan FORUM MERAH PUTIH, KNPI, KPMB, CENTRO MANAGEMENT, SSB BANRIGAU, KEDAI 191, dan SBB STAIN WATAMPONE.
Orasi kepemudaan dibawakan oleh Bupati Bone Bapak Dr.H.Andi Fahsar Mahdin Padjalangi,M.Si. yang disaksikan Anggota DPRD Bone, Pejabat SKPD di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bone dan warga pengunjung Taman Arung Palakka.
Dalam orasinya Bupati Bone bangga atas kretivitas dan kerja sama pemuda-pemudi Bone yang mampu menciptakan sebuah panggung, di mana melibatkan beberapa organisasi kepemudaan, ini adalah kegiatan yang sangat positif.
” Bone harus menjadi contoh daerah lain, sebagai generasi, maka pemuda-pemudi Bone diharapkan mampu berinovasi, menciptakan aktivitas positif. Mari kita jaga bangsa ini, pemuda adalah generasi penerus bangsa, PEMUDA BONE HARUS BERANI BERSATU ” demikian antara lain orasi Bupati Bone.
Sementara itu, Pembina Radio Suara Bone Beradat Drs.H.Andi Islamuddin yang juga sebagai Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Bone, mengatakan kegiatan ” Panggung Pemuda ” ini merupakan gagasan cemerlang dalam menyambut peringatan hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2017.
Untuk diketahui, menyambut momentum Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017, pemerintah terus berupaya untuk mengimplementasikan konsep/kebijakan Sentra Pemberdayaan Pemuda. Implementasi kebijakan ini diharapkan bisa diterapkan di berbagai daerah, bahkan hingga ke tingkat desa.
“Sentra ini menjadi penting karena kita dorong untuk menjadi tempat aktivitas sahabat pemuda secara positif,”
Merujuk pada Permenpora Nomor 32/2016 tentang Sentra Pemberdayaan Pemuda, Sentra ini bisa menampung aktivitas pemuda pada beragam peminatan seperti kreativitas, iptek/pendidikan, seni-budaya, olahraga, imtak, dan sebagainya.
Agar kebijakan tentang SPP ini dapat dilaksanakan di daerah-daerah secara legal dan tersistem, telah dilakukan pembahasan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK)-nya bersama Kemendagri. Diharapkan agar Pemprov, Pemkab, dan Pemkot, bahkan Desa dapat mengalokasikan anggarannya masing-masing sebagai bentuk dukungan teknis kegiatan Sentra Pemberdayaan Pemuda (SPP).
Kalau tidak bergotongroyong seperti ini, sangat sulit kebijakan Kemenpora dapat menjangkau lebih dari 60 juta pemuda di Indonesia. SPP ini sebetulnya bersifat generik. Nama aktvitas sahabat pemuda itu bisa apa saja, termasuk kepramukaan, pencinta alam, sanggar seni/musik, remaja mesjid, palang merah remaja dsb. Jadi, dapat bermitra dengan siapa saja di pusat dan daerah, termasuk Karang Taruna.
Di tingkat Desa, Kemenpora telah menandatangani MoU dengan Kemendesa-PDTT, antara lain berkenaan dengan pemberdayaan pemuda di desa. Faisal menunjukkan bahwa salah satu kegiatan konkretnya adalah teknopreneur muda di pedesaan.
“Mereka itu jadi role model peran pemuda di pedesaan. Tahun ini Kemenpora menempatkan 79 pemuda sebagai role model di 34 provinsi. Insya Allah tahun 2018 akan diperluas cakupannya ke banyak kabupaten.
Demikian seterusnya hingga tahun 2019, mengoptimalkan penggunaan Dana Desa dari APBN. Setiap Desa diharapkan ada produk atau jasa unggulan karya para sahabat pemuda hebat. Mari kita bangun Indonesia dari pinggiran/Desa.