Bupati Bone Membuka Diklat Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender

Bupati Bone Dr.H.A.Fahsar M.Padjalangi, M.Si.membuka Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender di gedung PKK Selasa 26 September 2017. Diklat Angkatan I ini dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bone.

Laporan ketua panitia pelaksana A.Nurlela mengatakan, diklat ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan produktivitas penghasilan ekonomi bagi peserta. Kegiatan dilaksanakan di dua tempat yakni, Gedung Generasi Baru berlokasi di jalan A.Malla Watampone dan di gedung PKK Kabupaten Bone.

Bupati Bone dalam sambutannya, berharap peran dan andil ibu-ibu bisa memberikan konstribusi untuk bisa berkarya di tempat masing-masing. Karena itu mamfaatkan pelatihan ini dengan baik.

“dengan kesempatan ini, ibu-ibu bisa memperlihatkan karyanya, peluang usaha juga sangat besar, ciptakan peluang, mamfaatkan semua potensi yang ada di daerah ini,” harap bupati

Lanjut Bupati menjelaskan dengan meningkatnya pendidikan diharapkan kualitas sumber daya perempuan akan semakin meningkat pula, sehingga perempuan mampu memanfaatkan berbagai kesempatan dan peluang yang ada dengan sebaik-baiknya dan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan seoptimal mungkin. Dalam hal ini, perempuan merupakan asset pembangunan yang potensial dan produktif.

Penduduk Kabupaten Bone berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016 sebanyak 746.973 jiwa. Terdiri atas 356.691 jiwa penduduk laki-laki dan 390.282 jiwa penduduk perempuan.

Apabila perempuan, yang jumlahnya lebih dari separuh jumlah penduduk Kabupaten Bone yang seluruhnya dapat ditingkatkan kemampuannya, maka akan menjadi sumberdaya pembangunan yang tangguh dan andal, dan dapat menjadi pelaku perubahan yang penting, menuju terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender di Kabupaten Bone.

Pemerintah Kabupaten Bone tentunya tidak tinggal diam, telah menyusun berbagai program dalam upaya perwujudan kesetaraan dan keadilan gender yang mengedapankan pentingnya pemberdayaan perempuan dalam berbagai bidang, diantaranya:

a. Bidang pendidikan dan pelatihan

Dengan meningkatnya pendidikan diharapkan kualitas sumber daya perempuan akan semakin meningkat pula, sehingga perempuan mampu memanfaatkan berbagai kesempatan dan peluang yang ada dengan sebaik-baiknya dan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan seoptimal mungkin. Dalam hal ini, perempuan merupakan asset pembangunan yang potensial dan produktif.

Untuk mengatasi rendahnya kualitas sumber daya perempuan dan kualitas peran perempuan, maka diupayakan program-program antara lain :

  1. Pengarusutamaan gender dalam pembangunan pendidikan dan pelatihan
  2. Penyiapan lingkungan yang lebih kondusif untuk kesetaraan akses dan kesempatan mengikuti pendidikan bagi anak perempuan dan laki-laki.
  3. Pengembangan kebijakan pendidikan yang berperspektif gender.
  4. Pengarusutamaan gender dalam tingkat partisipasi, kurikulum, materi pelajaran, proses pembelajaran, dan pelaku pendidikan
  5. Penyediaan system dukungan sosial bagi peningkatan kesempatan anak perempuan untuk mengikuti pendidikan lanjutan, pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta kejuruan.
  6. Peningkatan pengetahuan perempuan mengenai penerapan teknologi tepat guna yang berperspektif gender.

b. Bidang kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu factor penting guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), termasuk SDM perempuan. Dewasa ini beberapa permasalahan kesehatan perempuan masih sangat menonjol, sehingga memberikan pengaruh yang besar pada upaya pemberdayaan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan.

Masalah-masalah tersebut antara lain : angka kematian ibu (AKI) yang tinggi, rendahnya status gizi perempuan, dan rendahnya pengetahuan perempuan mengenai kesehatan dan hak reproduksi.

Oleh karena itu, sejalan dengan paradigma sehat dikembangkan dan ditingkatkan program-program pemberdayaan perempuan dalam bidang kesehatan diantaranya sebagai berikut :

  1. Pengarusutamaan gender dalam pembangunan kesehatan
  2. Pemberdayaan perempuan dalam menyukseskan Gerakan Sayang Ibu (GSI).
  3. Pemberdayaan perempuan dalam penanggulangan penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS
  4. Pemberdayaan perempuan dalam pemahaman tentang kesehatan reproduksi
  5. Pemberdayaan perempuand alam menyukseskan Gerakan Masyarakat Peduli Air Susu Ibu (ASI).
  6. Pemberdayaan perempuan dalam penanggulangan permasalah gizi.
  7. Pemberdayaan perempuan dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika, PCC, psikotropika, alcohol, dan zat-zat adiktif (NARKOBA).
  8. Pemberdayaan perempuan dalam pemanfaatan obat asli Indonesia
  9. Pemberdayaan perempuan dalam program sanitasi dan perilaku hidup sehat
  10. Pemberdayaan perempuan dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan.

Terakhir Bupati Bone  juga mengingatkan terkait penyebaran dan Penyalahgunaan obat PCC agar para orang tua mengawasi putra-putrinya dan beliau mengharapkan kepada seluruh peserta diklat bersungguh-bersungguh mengikuti pembelajaran diklat agar nantinya ilmu yang diperoleh dapat dimamfaatkan dilingkungan masing-masing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *