Pemerintah Bentuk BumDes Bantu Perekonomian Desa

BERITA376 Dilihat
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bersama BULOG dan BUMN membentuk PT. Mitra BUMDes Nusantara (MBN) untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di desa-desa. PT. MBN dibentuk sebagai holding untuk mengkoordinir Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“Dengan adanya PT. Mitra BUMDes Nusantara ini, diharapkan BUMDes akan ada di seluruh Indonesia dan ada pendampingan. Program-program pemerintah akan bisa disalurkan melalui PT. MBN. Lembaga ini diharapkan bisa menjadi link and match antara usaha kecil dan industri besar sebagai sebuah tim,” ujar Mendes PDTT Eko Sandjojo.

Dikutip dari rilis resmi Biro Humas dan Kerjasama Kemendes PDTT, alasan menggandeng BULOG karena lembaga tersebut mampu menjangkau daerah pertanian dan memahami proses pascapanen.

Untuk memperkuat manajemen PT. MBN, BULOG bekerjasama dengan Koperasi BULOG Seluruh Indonesia (Kopelindo) dan empat Bank BUMN (BTN, BNI, BRI & Mandiri). Skema yang disiapkan yakni 51% kepemilikan saham akan dipegang oleh PT. MBN, sisanya akan dipegang oleh BUMDes.

“Kami siapkan organisasi, minimal. Kami juga siapkan sumber daya manusianya. SDM di pusat sudah disiapkan dalam tim. Pedesaaan kini juga sudah ada peran. Kami juga gandeng BUMN. Artinya, yang kita ingin raih bukan sekedar uang, melainkan tenaga mereka yang bisa menjadi pemimpin di daerahnya,” jelas Direktur Utama  BULOG, Djarot Kusumayakti.

Selain itu, Mitra BUMDes juga akan menjadi kepanjangan tangan bagi BULOG untuk masuk pada ekonomi pedesaan. Pada tahap awal, PT. MBN akan menjadi mitra pengadaan untuk produksi di desa. Desa akan diarahkan untuk menjadi lumbung-lumbung pangan desa serta sebagai transaksi perdagangan pangan.

Djarot menambahkan, lahirnya PT. MBN bukan untuk menjadi pesaing. Nantinya, insentif yang masuk ke desa akan disalurkan melalui badan tersebut dengan formula yang menguntungkan bagi desa dan Mitra BUMDes.

“Jangan sampai timbul persepsi PT. MBN akan mematikan usaha bisnis yang telah ada.  Jangan pernah mengambil alih bisnis yang sudah dilakukan masyarakat. Yang boleh kita lakukan adalah menambah kapasitas pasarnya, teknologinya dan serapan bahan bakunya”, tutupnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *