Sejarah Awal Mula Mattompang Arajang di Bone

Salah satu acara ritual budaya masih dilaksanan sampai sekarang di Kabupaten  Bone adalah Mattompang Arajang. Kegiatan ritual ini dilakukan sebagai rangkaian kegiatan setiap memperingati hari jadi Bone.

Mattompang arajang biasa juga disebut Massossoro’ Arajang, yaitu ritual proses pembersihan benda-benda kerajaan Bone. Benda-benda yang dibersihkan adalah benda-benda peninggalan Raja-raja Bone seperti senjata dan benda-benda kerajaan lainnya.

Proses pembersihan benda-benda tersebut dilaksanakan secara ritual yang melibatkan pemimpin, tokoh, dan para Bissu sebagai pelaksana.

Acara mattompang ini bertujuan untuk merawat seluruh benda-benda peninggalan kerajaan Bone di masa lalu. Dengan begitu, benda-benda tersebut dapat dilestarikan sehingga dapat menjadi salah satu bahan edukasi/pembelajaran bagi generasi selanjutnya.

Benda-benda kerajaan tersebut merupakan suatu bukti otentik, bahwa di Bone pernah ada kerajaan yang memiliki pengaruh besar yang turut mewarnai blantika Sejarah Nasional Indonesia.

Selain itu, acara mattompang arajang dilakukan untuk menghargai jasa para pendahulu Tanah Bone, mereka (para pendahulu) telah meletakkan batu pertama sehingga terbentuknya Kabupaten Bone sekarang ini.

Tidak hanya meninggalkan benda-benda semata, melainkan berbagai norma-norma kehidupan diturunkan kepada cucu-cucunya di kemudian hari.

Mereka (para pendahulu) telah mewariskan harta tak ternilai kepada generasinya melalui perjuangan dan pengorbanan jiwa dan raga.

Untuk menjawab hal tersebut di atas, salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Bone yaitu menerbitkan regulasi tentang pelaksanaan Hari Jadi Bone melalui Perda Kabupaten Bone Nomor 1 Tahun 1990 Tanggal 22 Maret 1990 Seri C Nomor 1.

Inti Perda tersebut, bahwa Hari Jadi Bone ditetapkan pada tanggal 6 April terhitung sejak masa pemerintahan Raja Bone ke-1 Manurunge ri Matajang (1330-1365).

Sedang Tanggal 6 April diambil dari tanggal pelantikan Raja Bone ke-16 Lapatau Matanna Tikka Matinroe ri Nagauleng (1696-1714).

Dengan demikian, peringatan hari jadi Bone dilaksanakan setiap tahun yang salah satu kegiatan di dalamnya adalah mattompang arajang. Jadi acara mattompang arajang di Bone nanti dilakukan rutin setiap tahun mulai tahun 1990.

Namun, mungkin belum banyak yang mengetahui sejak kapan mulai dilaksanakan prosesi mattompang arajang tersebut.

Menurut Bpk. Drs. H. Andi Youshand Petta Tappu dari Dewan Adat Bone, mengatakan bahwa acara mattompang sudah dimulai sejak dulu, namun tidak dilakukan setiap tahun seperti sekarang ini.

Mattompang sejak awal dilaksanakan pada masa pemerintahan La Ummasa Raja Bone Ke-2 yang memerintah tahun 1365-1368. Beliau dikenal dengan gelar Petta Panre Bessie (pandai besi).

Meskipun hanya memerintah selama tiga tahun akan tetapi beliau telah mewariskan tata cara bagaimana merawat benda tajam terutama perlengkapan perang. Selanjutnya kebiasaan itu dilanjutkan oleh raja-raja selanjutnya

Ritual mattompang tersebut tidak dilakukan setiap tahunnya, tetapi hanya dilakukan ketika kerajaan menghadapi musuh, ketika terjadi wabah penyakit, dan kemarau panjang yang pelaksanaannya dilakukan di Saoraja (istana raja).

Dengan demikian acara mattompang arajang yang dilaksanakan setiap tahun baru dimulai pada tanggal 6 April 1990, jadi sudah berjalan selama 19 tahun tepatnya pada puncak peringatan hari jadi Bone ke-689 tahun 2019.

Sebagai informasi, bahwa acara mattompang arajang tahun 2019 ini akan dilakukan secara terbuka di panggung Lapangan Merdeka Watampone pada tanggal 6 April 2019. Sebelumnya hanya dilaksanakan di Museum Arajange (museum Arung Palakka) di Kompleks Rujab Bupati Bone.

Prosesi mattompang arajang kali ini sengaja dibuka untuk umum agar masyarakat Bone dapat menyaksikan secara langsung proses pelaksanaan mattompang arajang. Jadi orang Bone yang ada di perantauan silakan pulang kampung.