Sambut Hari Pahlawan Pemkab Bone Dialog Budaya Bersama RRI

Pemerintah Kabupaten Bone bersama RRI Makassar menggelar Dialog Budaya di Rujab Bupati Bone Jalan Petta Ponggawae No.1 Watampone, Sabtu 4 November 2017. Acara tersebut dilaksanakan dalam rangka menyambut peringatan Hari Pahlawan Tahun 2017.

Dialog itu menghadirkan narasumber Bupati Bone Dr.H.Andi Fahsar Mahdin Padjalangi,M.Si., Dewan Pengawas RRI Tantri Relatami, Anggota DPR RI Andi Rio Padjalangi, dan Tokoh Budayawan Bone Andi Youshand Tenritappu.

Menurut Bupati Bone H.Andi Fahsar Mahdin Padjalangi, kekentalan budaya orang Bone bukan hanya penampilan tetapi tertanam disanubari setiap orang Bone di manapun ia berada.

“Karakter orang bone berasal dari tetesan perjuangan dan nilai kepahlawanan dari leluhur. Bone tetap mendahulukan budaya Sipakatau, Sipakainge, Sipakalebbi. Semuanya itu tertuang dalam satu ikatan Sumange Teallara,”

Lanjutnya, “dan ketika karakter itu diganggu, sifat lemah lembut itu bisa berubah menjadi keras dan itu adalah karakter yang tidak dibuat-buat,” jelas Bupati.

Sementara menurut Dewan Pengawas RRI Tantri Relatami kearifan lokal suatu daerah harus dijaga dan perlu dikaji, dan RRI mengambil peran dalam hal itu. RRI senantiasa berjuang di tengah gencarnya persaingan bukanlah hal sulit.

Karena itu, “Hoax bukan masalah kami, karena kami terlahir untuk memberikan informasi yang benar dan bagi kami setiap warga negara berhak mendapat informasi yang benar melalui penyiaran radio, tidak perlu sajikan berita tercepat karena buktinya berita online yang menyajikan berita tercepat justru paling banyak merevisi berita” tutur Tantri.

“RRI punya pro 4 yang khusus mengangkat budaya daerah, sangat konsentrasi menjaga kearifan lokal sehingga menjadikan kearifan itu sebagai identitas bangsa,” ungkapnya.

Sementara Budayawan Andi Youshand Tenritappu mengharapkan kegiatan dialog budaya seperti ini perlu diadakan secara berkesinambungan, kerja sama berbagai pihak sangat dibutuhkan.

” Budaya lokal sudah mulai tergerus, kearifan lokal sejatinya tetap eksis seiring dengan perkembangan zaman. Disadari, Budaya itu ada yang bisa dilestarikan ada juga yang tidak sesuai, pilih yang terbaik itulah yang menjadi kearifan lokal,” harapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *